Rabu, 27 Agustus 2008

ORGANISASI KEPEMUDAAN JANGAN TRADISIONAL


sumber : http://www.kemenegpora.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=167%3Aorganisasi-kepemudaan-jangan-tradisional&catid=17&Itemid=57

Menteri Negara Pemuda (Menegpora ) Dr. Adhyaksa Dault, SH, M.Si, meminta agar pengelolaan organisasi Kepemudaan jangan hanya sekedar rutinitas dan tradisional karena mereka akan ditinggalkan anggotanya.?Tapi harus modern, kata Adhyaksa saat membuka tiga kegiatan sekaligus yakni Temu Pemuda Serantau I, Bakti Pemuda Internasional dan Rakernas Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Yogyakarta, Sabtu (2/6) malam. Sebagaimana disampaikan Humas Kantor Kemenegpora, di Jakarta.

Saat ini, banyak organisasi yang dikelola secara rutinitas dan tradisional sehingga tidak ada pembaharuan, tidak sesuai dengan tuntutan zama, maka akan sulit berkembang. Organisasi kepemudaan, katanya, harus memperhatikan pengembangan sumber daya manusia dan aturan main organisasi agar terus bias survive (bertahan). Dan tidak ditinggalkan anggotanya.

Walaupun aturan mainnya bagus namun SDM-nya buruk maka organisasi tidak jalan. Demikian pula jika SDM-nya baik namun aturan mainnya buruk, katanya. Organisasi kepemudaan, katanya, juga perlu memperbaiki permasalahan internal organisasi sebelum berperan ke arah yang lebih besar. Pada kesempatan itu Adhyaksa juga meminta Pemuda untuk siap menghadapi era ?Globalisasi tidak bisa ditahan sehingga harus dihadapi. Jika para pemuda tidak siap menghadapi globalisasi maka Indonesia hanya akan mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain, paparnya. Adhyaksa mengharapkan Temu Pemuda Serantau dan Bakti Pemuda Internasional yang diikuti Pemuda dari Indonesia, Malaysia, Singapura,m Thailand dan Kamboja dapat meningkatkan kemampuan Pemuda dalam menghadapi globalisasi, dan dapat menyaring pengaruh buruk globalisasi.

Temu Pemuda Serantau merupakan hasil kesepakatan Dialog Dakwah Serantau II pada 2006 di Batam. Kegiatan ini semacam Youth Camp (perkampungan pemuda) yang mempertemukan pemuda-pemudi Islam 17-23 tahun dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Kamboja. Kegiatan ini ditujukan untuk mempererat persaudaraan, pemahaman kebudayaan, dan jalinan kerjasama diantara Pemuda Islam serantau dalam kegiatan dakwah dan pemberdayaan umat.

Sedangkan Bakti Pemuda Internasional ditujukan untuk meningkatkan persaudaraan dan kerjasama organisasi pemuda di tingkat regional maupun internasional, sekaligus mendekatkan organisasi pemuda dengan masalah dan situasi di masyarakat akar rumput.

Di Batam pada pagi harinya, Adhayaksa membuka tiga kegiatan kepemudaan di Batam, yakni Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Perbatasan, Pelatihan Promosi Kepemimpinan Pemuda dan Lokakarya Pemuda Bersih Narkobadan HIV/AIDS Pantas Juara. Ketiga kegiatan tersebut diikuti pejabat daerah setempat, Organisasi kemasyarakatan Pemuda (OKP) serta siswa dan Mahasiswa sebanyak 130 orang.

Adhyaksa mengharapkan kepemimpinan pemuda, termasuk didaerah perbatasan, dikembangkan sehingga pemuda dapat mengamankan wilayah perbatasan dan menjaga NKRI. Para pemuda harus mampu memimpin. Dalam memimpin Pemuda harus bisa mempengaruhi orang lain, caranya adalah dengan memberi contoh yang baik. Dalam kesempatan ini Adhyaksa juga menekankan perlu meningkatkan rasa nasionalisme di kalangan pemuda. Masih adakah rasa nasionalisme dalam diri pemuda? Ini perlu dikaji ulang, katanya.

Selain itu, rasa nasionalisme yang dikembangkan adalah rasa nasionalisme berasal dari bawah. Bukan nasionalisme yang formal dan dari atas, katanya. Sementara itu, Deputi II Menegpora Budi Setiawan mengatakan pelatihan pengembangan Kepemimpinan Pemuda Perbatasan diikuti 50 orang pemuda dan atlet yang berdomisili di perbatasan Kepulauan Riau dengan Negara tetangga. Lokakarya Pemuda Bersih Narkoba dan HIV/AIDS Pantas Juara diikuti 50 orang siswa/mahasiswa dan pemuda di Kepulauan Riau dari 1-7 Juni 2007.

Keterangan tertulis Kantor Mennegpora menyebutkan, melalui lokakarya ini pada 2007 di seluruh Indonesia ditargetkan terbentuk 5000 kader pemuda bersih narkoba Pantas juara yang akan dikukuhkan sebagai Kader MitraKamtibnas Anti Narkoba. Sebelumnya pada 2006 sudah tebentuk 5000 kader.

Terbentuknya 5000 kader Mitra Kamtibmas Anti Narkoba pada 2007, pada kegiatan lokakarya ini adalah upaya Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga melalui Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda untuk menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba. Pelatihan Promosi Kepemimpinan Pemuda diikuti 30 pejabat yang menangani kepemudaan di provinsi/kabupatenkota se-Sumatera yang bertujuan memberikan pembekalan teknis dan manajerial pembinaan generasi muda.*** FN

Tidak ada komentar: